Mesin Jahit

wowot hk
3 min readMay 14, 2023

--

Ibu saya adalah seorang penjahit. Tetapi penjahit dengan spesialisasi barang-barang rumahan seperti bed cover, gorden, selimut, dan lain sebagainya. Penjahit otodidak yang tidak bisa menjahit baju sama sekali. Paling-paling kalaupun mejahit baju, ya, hanya baju sobek, atau memperbaiki beberapa hal yang kurang matching dari pesanan. Tambal sulam, tapi bukan permak.

Tidak melebihkan, tapi ibu saya adalah seorang penjahit yang sustainable. Dari sejak lulus SMA, hingga kini diusianya yang menginjak 58 ia masih menjahit. Saya pribadi sudah ngerih-rih agar pensiun, tapi ada saja alasannya untuk tidak menyetujui ide tersebut. Terakhir ia bilang, “menjahit kui klangenan le…”.

Tapi, jangan sekali-kali bilang ibu saya adalah seorang workaholic. Bukan. Ibu sama sekali bukan workaholic. Apa yang dilakukannya selalu didasari dengan semangat tanggung jawab. Tanggung jawab terhadap berbagai hal, baik keluarga, sosial, pekerjaan atau juga lainnya. Tak jarang bahkan ibu masih menyempatkan mengikuti pengajian dimana-mana. Atau mungkin keperluan lain seperti membayar pajak, melayat, nyumbang dan lainnya.

Jauh sebelum remote working populer, ibu telah melakukannya. Kantor atau rumah produksi pertama ibu ada di Nagan, Kraton. Seminggu hanya 1–3 kali ia kesana, sekadar untuk mengambil jahitan atau membalikkanya. Itupun paling hanya beberapa menit belaka. Karena kebetulan Nagan dekat dengan area ngetem bus, maka ibu pun sering naik bus. Kadang kalau kami anak-anaknya tidak rewel ia pasti naik sepeda. Ya, sepeda, untuk jarak tempuh yang lebih kurang 30 menit. Saya adalah saksi hidup yang menyaksikan ibu naik bus sejak dalam kandungan. Ibu mengaku di usia hamil tuanya, saya masih diajak naik bus menuju Nagan.

Mungkin juga ibu saya disebut sebagai freelancer, pekerja lepas. Karena tak jarang ia mengerjakan pekerjaan lain selain pekerjaan utamanya. Saya ingat betul ada beberapa orang yang sering datang ke rumah dengan niat ndandakne barang kerajinan. Meski agaknya sudah kurang populer, pada masanya kerajinan dari perca batik memang populer sebagai oleh-oleh.

Ibu sekarang memang tidak lagi di dunia kerajinan kain. Tapi insting untuk membentuk barang-barang dari kain agaknya tidak kendur. Selalu saja ada hal yang ia coba buahkan apabila menemukan kain yang sudah selayaknya dibuang. Memang motifnya eman, tapi saya dapat menangkap hal lain dari sebatas hal eman belaka.

Saya masih ingat betul betapa senangnya saya ketika melihat ibu masih menyempatkan diri untuk jualan di kantin TK saya dulu. Sejak TK, saya memang tidak selalu di-antar-jemput. Ibu masih menjahit dan saya harus mandiri, jalan kaki sekitar 300 meter. Karena kesibukannya saya terkadang iri melihat ibu dari teman-teman yang agaknya selalu ada, sedang ibu saya hanya sesekali saja. Kantin TK saya dulu, memang dijaga bergeliran oleh wali murid. Meskipun ala kadarnya, tapi selalu berkesan ketika ibu saya turut berada di kantin.

Di kisah lain bahkan ibu masih sempat untuk mengantarkan lomba mewarnai di berbagai tempat. Ya, walau harus bonceng orang yang memiliki sepeda motor dan harus mengongkosi diakhir perjalanan. Jujur, saya tak pernah sekalipun juara, tetapi ibu saya tetap mendukung saya apabila diwakilkan oleh sekolah. Saya yakin betul ikut lomba pada waktu itu bukan karena bisa tapi karena ibu yang mau mendukung. Sebab bagaimanapun keterbatasan teman-teman sebaya adalah karena terkadang memang bapak-ibunya kurang mendukung. Mendukung dalam hal ini ya sebenarnya terkait dengan ongkos perjalanan dan waktu yang harus dikeluarkan.

Hari ini saya pahami betul perjuangan ibu . Bapak saya tentu tak kalah penting perannya dalam keluarga. Ibu bagaimanapun berperan untuk membantu bapak dalam menjalankan fungsinya sebagai kepala rumah tangga. Ibu sekalipun tak mengeluh dengan kondisinya. Bekerja ala kadarnya agar semua tetap jalan.

Hari ini saya sedang bekerja di mesin jahit ibu. Saya kenang seluruh perjuangannya. Saya kenang betul bagaimana saya turut menyertai ibu di kursinya meskipun saya baru berusia beberapa bulan Saya hayati segala energi positif yang telah ibu rangkai.

--

--