Tukang Cukur dan Rambut-Rambut yang Berhamburan

wowot hk
3 min readJul 18, 2021

--

Hampir dua tahun sudah, kita berada dalam suasana pagebluk. Hampir dua tahun pula itu kita terbiasa melihat orang cuci tangan, pakai masker, dan berjarak satu sama lain. Kita berada di tahun yang oleh pemerintah dianggap sebagai new normal (normal baru), seakan kita telah berada dalam era normal baru, padahal kita tidak benar-benar memahami apa itu normal.

Lebih dari itu saya sudah dua tahun lebih tidak mencukur rambut. Terakhir kali cukur rambut kiranya sehari sebelum seminar rencana tugas akhir. Selepas seminar saya berniat tidak cukur hingga saya dinyatakan lulus. Sayangnya perjalanan berikutnya tidak semudah yang dikira, sehingga saya menyelesaikan tugas akhir saya kurang lebih satu setengah semester lamanya.

Saya sebenarnya ingin membicarakan tentang perjalanan tumbuhnya rambut saya, tapi sayang saya tidak punya data apapun untuk menceritakannya. Lebih sayang lagi saya menyadarinya sewaktu saya sudah duduk di tempat cukur, dan tukang cukur telah mulai memangkas rambut saya dengan guntingnya.

Acapkali kita itu memang menyesali sesuatu yang telah terjadi. Seakan-akan kita baru sadar mempunyai pilihan dan hendak memilih apa adalah selepas sesuatu itu terjadi. Anehnya kejadian ini terjadi berulang kali dan kita seakan tidak menyadarinya.

Melalui sebuah tayangan Yutub saya berupaya memperbaiki baterai laptop saya sendiri. Saya beli semua peralatan hingga baterai pengganti. Kemudian saya coba praktikan, ternyata membongkar wadah baterai saja amatlah sulit. Dengan susah payah wadah terbuka tapi seluruh pengaitnya sudah jebol. Pikir saya, itu aman nantinya. Sayang memang itu hanya pikiran sesaat, saya terpaksa harus mengelemnya, itupun bentuknya sudah amat jauh dari bentuk semula. Baterai dicoba, terjadi konsleting. Laptop saya rusak, dan saya menyesalinya. Tentu ada banyak kisah lainnya, sebagaimana hp yang turut kecuci, hingga suatu kejadian yang mematahkan lengan kawan saya. Saya hanya berdoa, semoga keteledoran itu berkurang dari saya.

Setiap orang punya pengalaman masing-masing dengan hal ini. Tidak hanya individu melainkan juga kelompok baik yang kecil atau besar, baik sekelas RT atau juga pemerintah pusat. Ketelodaran itu manusiawi namun demikian bisa diminimalisir.

Sebagai contoh belakangan kita lebih banyak disuguhkan keteledoran demi ketelodaran. Orang bepergian tanpa masker, keramaian tak ditutup, hingga prosesi penangan covid yang amat tidak begitu jelas regulasinya. Bisa dibilang pemerintah tampak sekali gagap dengan makin meningginya kasus covid di Indonesia. Pemberian bantuan sosial terlambat, pembatasan tak begitu efektif, sebab masyarakat kian merana dan teracuni informasi palsu yang memang sengaja digiring.

Di tempat cukur, si tukang cukur, sempat mengutarakan sebuah hipotesis mengenai covid. Ia mengaku percaya ada virus tapi tidak percaya kalau ini mematikan. Menurutnya covid, yang kemudian disertai regulasi pemerintah, menjauhkan umat dari agamanya. Tidak boleh sholat jumat, tidak boleh kurban, tidak boleh jabat tangan; padahal semua itu ada pahala dan mengundang berkah dari Yang Maha Kuasa.

“Ini logika saja, ya, Mas, “ kata Si Tukang Cukur. “Covid itu kan lewat udara, kita bernafas dengan udara, lah kalau memang mematikan kita pakai masker pun pasti mati. Selama ini kan yang meninggal rata-rata yang dari berstatus covid di rumah sakit.”

Obrolan itu terjadi setelah rambut saya terpangkas habis. Saya tidak begitu tertarik untuk menanggapinya. Saya hanya tetap menjadi yes man, seraya menyaksikan rambut saya yang kini sudah seperti seorang prajurit. Saya cukup bersyukur melihat bapak ini sehat dan cukup riang sepanjang memangkas rambut saya.

Apa yang disebutkan bapak tadi tentu buah edukasi tentang covid yang teledor. Saya tidak tahu berapa banyak orang yang memiliki pemikiran sebagaimana bapak ini. Namun makin banyaknya orang berpikir demikian, tentu akan merugikan satgas penangan covid di negeri ini.

Terlepas dari itu saya memilih memangkas rambut saya sebelum covid berakhir. Saya tidak merasa memenangkan apapun, kecuali hanya sedikit berupaya menunda kebotakan.

--

--